Ternyata Ini Alasan Kenapa Juventus-nya Allegri Tak Mainkan Gaya Tiki-Taka
Beritatrekini99 – Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri mengungkapkan bahwa alasan kenapa ia memutuskan untuk tak memainkan gaya sepak bola Tiki Taka yang nge-trend bersama Barcelona adalah karena menurutnya DNA setiap klub berbeda. Dan menurutnya, DNA tersebut tak bisa begitu saja diubah.
Setelah pertandingan melawan Torino di lanjutan Serie A, Sabtu (4/5/2019) dini hari tadi WIB, Allegri berkesempatan untuk berbicara panjang lebar bersama Sky Sport Italia. Ini adalah kali pertama kedua pihak kembali berbicara setelah sempat hubungan antara keduanya memanas setelah Juventus disingkirkan Ajax Amsterdam di perempat final Liga Champions.
Dalam komentarnya kali ini, Allegri kembali memberikan penegasan mengenai pendekatan permainan yang ia lakukan bersama Juventus. Ini bukan kali pertama sebenarnya Allegri mendapatkan kritikan terkait gaya permainan Juventus yang disebut monoton dan kurang membunuh.
Untuk mengetahui komentar selengkapnya dari Massimiliano Allegri, silakan scroll ke bawah ya Bolaneters!
Sepakbola Bukan Ilmu Pasti
Dalam penjelasannya, Allegri kemudian mencontohkan apa yang terjadi ketika Juventus melawan Real Madrid di mana mereka memiliki penguasaan bola yang minim namun menang, berbeda dengan ketika mereka menguasai bola melawan Ajax namun pada akhirnya kalah.
Menurutnya, sepak bola tak bisa diperlakukan seperti ilmu pasti, yang bisa saja dengan mudah dianalisis dan ditemukan jawabannya dengan tepat.
“Sepak bola bukanlah ilmu pasti. Karena bila itu ilmu pasti, anda bisa menjelaskan mengapa kami memiliki 38 persen penguasaan bola melawan Real Madrid dan menang 3-1, tetapi kami mendominasi penguasaan bola melawan Ajax dan kemudian kalah. Saya tidak ingin seorang pelatih baru tumbuh dengan berpikir bahwa anda dapat membangun tim berdasarkan angka,” mulainya.
“Memang benar bahwa ada opini dan saya dapat dikritik, tetapi saya masih percaya kita harus menyatukan semua yang telah diajarkan kepada kita di masa lalu dan semua yang menanti kita di masa depan. Para pemain adalah bintang, mereka memainkan permainan, dan kami para pelatih hanya bisa menempatkan mereka dalam kondisi yang tepat untuk memberikan yang terbaik,” tambahnya.
“Orang-orang mungkin mengkritik gaya sepakbola saya, tetapi tugas seorang Pelatih adalah membawa hasilnya bagi klub yang dilatih,” imbuhnya.
DNA Juventus Berbeda
Dalam keterangannya, Allegri kemudian juga mengatakan bahwa ia tak bisa begitu saja mengubah DNA yang sudah mendarah daging di dalam klub. Karena itu juga, ia tak bisa memaksakan gaya permainan seperti tiki-taka milik Barcelona atau gaya sepak bola tim lain.
“Kami memiliki tiga pertandingan yang menjadi simbol kami musim ini, melawan Valencia, Manchester United dan Atletico Madrid. Saya pikir penampilan terbaik kami secara keseluruhan adalah melawan Manchester United, tetapi tidak ada yang ingat itu karena kami kalah,” ujarnya.
“Saya cukup beruntung untuk melatih Juventus dan Milan dalam karir saya. Ini adalah dua klub dengan profil DNA yang berbeda, sehingga Anda tidak dapat mencoba meniru gaya Barcelona atau Bayern Munchen,” tambahnya.
“Ada banyak pemain dan banyak pelatih, tetapi sangat sedikit yang bisa menang. Sangat sedikit. Jika saya perlu membawa pulang hasilnya dan tim tidak dalam kondisi sempurna, saya senang bermain lima atau enam pertandingan dengan sangat buruk,” sambungnya.
“Saya mengerti ada gaya dan tren di sepak bola, tapi ada sedikit pelatih yang juara, sedikit pemain yang juara dan sepak bola bukan ilmu pasti, ini seni. Apa yang Messi dan Ronaldo lakukan itu seni. Anda bisa katakan pada mereka apa yang harus dilakukan, tapi mereka menemukan jalannya sendiri. Apa yang bisa kita lakukan adalah mengatur yang lain,” tutupnya.