Prabowo Diskor Minus 3, Tim Jokowi: Ada Indikasi Koalisi Renggang
“Bisa jadi itu berangkat dari info dari tim BPN sendiri. Andi Arief (Wasekjen Partai Demokrat) yang mengatakan Pak Prabowo jarang turun. Itu indikasinya adalah mulai terjadi kerenggangan antar-partai koalisi,” ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding kepada beritaterkini99, Sabtu (13/10/2018).
Isu skoring ini disebutkan oleh Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto. Ia merinci hal yang dianggap jadi unggulan Jokowi ketimbang Prabowo.
Lima poin keberhasilan Jokowi itu adalah pembukaan Asian Games 2018, pengambilan nomor urut peserta Pilpres 2019, momentum kampanye damai, sambutan pembukaan Asian Para Games, dan pidato dalam pertemuan IMF-World Bank yang memberikan analogi hubungan antarnegara maju ibarat serial ‘Game of Thrones’.
Skor Prabowo bahkan disebut di bawah 0. Hasto menyebut Prabowo telah kalah 3 langkah atas sikap dan pernyataannya yang dianggap merugikan pihaknya dan Sandiaga. Salah satunya adalah soal ikut menyuarakan kebohongan Ratna Sarumpaet.
“Memang kasus Ratna dan kasus-kasus lain tidak dibangun atas data yang kuat, itu memberi pengaruh besar ke elektabiltas Prabowo. Di sisi lain, kasus itu meningkatkan elektabilitas Pak Jokowi,” sebut Karding.
Penilaian lebih besar Jokowi daripada Prabowo juga disebut berdasarkan hasil survei dari sejumlah lembaga nasional. Karding mengingatkan, hingga saat ini elektabilitas Jokowi masih jauh lebih tinggi dibandingkan Prabowo.
“Tren hasil survei beberapa lembaga konsultan memang menunjukkan peningkatan elektabiltas performa Pak Jokowi masih baik, sementara Pak Prabowo stagnan bahkan ada yang bilang turun,” ucap politikus PKB tersebut.
“Itu lah yang menjadi indikasi banyak pihak yang membandingkan nilai Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Itu yang akhirnya jadi penilaian kita,” imbuh Karding.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga sudah mengomentari soal skor 5 dibanding minus tiga ini. Koordinator jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak tak mau ambil pusing dengan skoring yang diberikan kubu rival.
“Kalau perspektif Pak Hasto pasti begitu. Mau minus 10, minus 1.000, minus satu juta, nggak apa-apa kalau Pak Hasto yang ngomong. Kalau yang ngomong rakyat baru kita khawatir,” sebut Dahnil.