SEPAKBOLA 

Memilih Solskjaer Dinilai Bisa Jadi Kesalahan Terbesar MU

Beritaterkini99 – Analis Premier League, Craig Burley meyakini Manchester United telah mengambil risiko masif ketika menunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih permanen. Dia yakin keputusan itu tidak sepenuhnya tepat, Solskjaer masih kurang pengalaman untuk tim sebesar MU.

Pelatih asal Norwegia itu memang sudah melakukan tugas hebat. Saat masih berstatus interim, dia mampu mendongkrak performa MU yang tengah terpuruk. Akhirnya, hasil kerja Solskjaer dihadiahi dengan jabatan permanen beberapa pekan lalu.

Biarpun demikian, Burley tidak sependapat. Dia yakin seharusnya MU menunggu sampai akhir musim sebelum mengambil keputusan sebesar ini. MU tampaknya belum belajar dari kegagalan pelatih-pelatih sebelumnya.

Burley khawatir MU justru kembali terpuruk karena minimnya pengalaman Solskjaer. Baca ulasan selengkapnya di bawah ini ya, bolaneters!

1 dari 2

Keputusan Gila

Burley dengan tegas menyebut MU telah membuat keputusan gila. Pemilihan waktunyat tidak tepat, seharusnya mereka menunggu sampai akhir musim. MU merupakan salah satu klub terbesar di dunia, dan mereka harus melakoni revolusi besar dalam beberapa tahun ke depan. Dia cemas Solskjaer bukan sosok yang tepat untuk mengemban tugas itu.

“Keputusan untuk memberikan jabatan permanen pada Solskjaer, saya kira itu keputusan gila, khususnya saat ini sebelum akhir musim,” kata Burley kepada talkSPORT.

“Saya tidak mengatakan ini setelah laga itu [MU dikalahkan Wolves], sebab saya sudah mengatakannya sebelumnya.”

“MU merupakan salah satu klub terbesar di dunia, dan pada bukti-bukti yang kita lihat dewasa ini, mereka memerlukan perombakan besar-besaran untuk bertarung lagi,” lanjut dia.

2 dari 2

Keputusan Sentimental

Ketika membutuhkan perombakan besar-besaran, MU justru memilih Solskjaer yang kurang pengalaman. Burley yakin MU berani menunjuk Solskjaer karena dorongan sentimental dari fans. Dalam jangka pendek, Solskjaer mampu memenangkan hati fans MU. Publik Old Trafford ingin Solskjaer jadi pelatih permanen, masalahnya dia mungkin tidak sanggup mengemban tugas itu.

“Memberikan pekerjaan ini pada seseorang yang tidak berpengalaman, dengan rekor manajerial yang standar sebelum dia tiba, bagi saya itu jelas bukan strategi jangka panjang, itu lebih merupakan dorongan sentimental untuk memuaskan fans.”

“MU memiliki banyak shareholders dan seharusnya memikirkan rencana jangka panjang, sudut pandang yang lebih kritis soal strategi mereka, alih-alih ‘Oh, Ole melakukan tugas hebat’,” tandas dia.

 

Related posts