POLITIK 

Melihat (Lagi) Saham Perusahaan Sandiaga yang Anjlok Usai Quick Count

Beritatrekini99 – Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sering dikaitkan dengan pilpres 2019. Bagaimana tidak perusahaan yang bergerak di bidang investasi merupakan besutan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno.

Sejak maraknya pilpres saham Saratoga sering menjadi bahan pemberitaan. Mulai dari aksi jual saham yang dilakukan Sandi hingga pergerakan nilai sahamnya.

Jika dilihat dari masa kampanye September 2018 saham SRTG bergerak cukup dinamis. Pada 24 September 2018 saham SRTG tercatat berada di posisi Rp 3.930.

Esok harinya pada perdagangan 25 September 2018 saham SRTG naik cukup tinggi 6,87% ke posisi Rp 4.200.

Tren positif saham ini terus berlanjut. Hingga pada 3 Oktober 2018 SRTG mencapai posisi tertinggi sejak kampanye dimulai yakni Rp 4.250.

Pada 5 Oktober 2018 saham SRTG turun lagi ke posisi Rp 3.680. Kemudian pada 21 Desember 2018 saham SRTG mencapai level terendah selama masa kampanye yakni Rp 3.600.

Setelah itu saham SRTG bergerak cukup stabil di posisi Rp 3.700-3.800. Masa kampanye berlangsung cukup aman meski sering muncul di media sosial gesekan antar kubu.

Menariknya pada perdagangan 11 Maret 2019 secara tiba-tiba saham SRTG melejit 20,05% ke Rp 4.490 yang jadi posisi tertinggi dari awal tahun. Saat itu marak di media aksi jual saham yang dilakukan Sandi.

Namun keesokan harinya pada 12 Maret 2019 saham SRTG kembali merosot. Tercatat saat itu saham SRTG turun 13,81% ke Rp 3.870.

Kemudian setelah pemilu dan hasil quick count diumumkan cukup mempengaruhi saham SRTG. Pasca quick count, saham SRTG anjlok cukup dalam pada Kamis (18/4/2019). Saham emiten berkode SRTG sempat turun ke level Rp 3.400 atau anjlok 11% dari penutupan sebelumnya Rp 3.840.

Saham SRTG bergerak naik turun, meski masih berada di zona merah. Saham SRTG sempat anjlok hampir 6% ke posisi Rp 3.610 dan bergerak ke 5,47% dengan posisi Rp 3.630.

Hingga penutupan perdagangan Kamis (18/4/2019) pukul 16.12 saham SRTG masih berada di zona merah yaitu di posisi Rp 3.780/saham atau turun 1,56% dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 3.840.

Related posts