Jokowi Pesan Relawan Tak Terpancing Narasi Negatif Kampanye Kubu Prabowo
Beritaterkini99 – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengkritik pernyataan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang dianggapnya pesimis karena menyajarkan Indonesia dengan negara-negara miskin di belahan dunia lain.
“Indonesia dibangun dengan rasa percaya diri, bukan dengan pikiran negatif dan menyamakan Indonesia sama dengan negara miskin, seperti Haiti, Rwanda dan lain-lain, bahkan ancaman bubar,”ucap Hasto dalam keteranga tertulisnya, Rabu (26/12/2018).
Menurut Hasto, berbagai narasi dari kubu Prabowo-Sandiaga termasuk pengalaman fitnah dan hoaks yang telah menjadi tradisi sejak Obor Rakyat 2014 tidak perlu ditanggapi.
Apalagi terkait isu agama, Hasto menegaskan, pihaknya percaya penuh pada keislaman Jokowi dan KH Ma’ruf Amin.
“Ke-Islaman yang dijabarkan dalam hati yang baik. Keislaman yang membawa damai, menentramkan dan menghadirkan Islam sebagai rahmatan lil’alamin. Mata hati itulah instrumen yang dipakai,” kata dia.
Menurut dia, momen menjelang tutup tahun 2018 ini sebaiknya seluruh warga bangsa melakukan perenungan dengan mata hati bahwa pemilu itu sarana mencari pemimpin.
“Menjadi pemimpin bangsa yang begitu beragam dari Sabang sampai Merauke itu memerlukan kebesaran jiwa, kerendahan hati untuk selalu menyatu dan berguru dengan rakyat,” kata Hasto.
Berdasar Rekam Jejak
Dalam mencari pemimpin, kata dia, bukan sebaliknya tampil emosional dan menyederhanakan kepemimpinan nasional hanya urusan tafsiran harga makanan pokok semata.
“Mencari pemimpin itu seharusnya dengan rekam jejak, program dan prestasi yang jelas dan yang sudah teruji tahan terhadap fitnah,” kata Hasto memaknakan refleksi kepemimpinan nasional akhir tahun.
Hasto juga menyampaikan pesan Jokowi-Ma’ruf agar seluruh tim kampanye, para jubir, para relawan, agar tidak terpancing oleh strategi dan narasi kampanye Prabowo tersebut.
“Kalau tidak percaya, setiap ketemu rakyat, coba tanyakan apa tiga keberhasilan Pak Prabowo? Bertanya kalau perlu kasih hadiah, pasti itu pertanyaan yang tidak mudah di jawab oleh masyarakat,” kata dia.