Gattuso Diklaim Telah Kembalikan Jiwa AC Milan
beritaterkini99 – Pelatih kawakan Italia, Arrigo Sacchi, menilai sosok Gennaro Gattuso telah membawa banyak dampak positif bagi Milan. Bahkan, Gattuso dia nilai telah mengembalikan jiwa Milan sebagai tim yang pantang menyerang.
Posisi Gattuso sebagai pelatih Milan tidak selalu berada dalam posisi yang aman pada musim 2018/19 ini. Pasca kalah dari Inter Milan dua pekan lalu, pelatih berusia 40 tahun tersebut sempat diterpa isu bakal segera dipecat.
Bahkan, beberapa media Italia menyebut jika pihak direksi Milan terus melakukan evaluasi pada kinerja Gattuso. Ada pula yang mengabarkan jika Milan kini sedang menyusun rencana untuk mendapuk Arsene Wenger untuk jadi pelatih baru.
Namun, tidak sedikit pula yang memberikan pujian pada kinerja Gattuso. Sang mantan pemain dinilai telah meraih hasil bagus musim lalu dengan membawa Milan bermain di Liga Europa. Salah satu yang mendukung adalah Sacchi.
Kembalikan Jiwa Milan
Arrigo Sacchi menilai kesuksesan terbesar Gennaro Gattuso adalah mengembalikan jiwa AC Milan. Mereka memainkan sepakbola yang positif. Karena itu, Sacchi tidak ragu untuk menyematkan status pelatih fenomenal kepada Gattuso.
“Gattuso adalah sebuah fenomenal. Dia telah mengembalikan jiwa Milan. Dia membuat timnya bermain sepakbola yang bagus dan positif. Satu-satunya elemen yang tidak dimiliki oleh Milan adalah sedikit kecepatan dan lebih menekan,” ulas Sacchi.
“Sangat menyenangkan melihat para pemain tidak pernah menyerah dan terus memenangkan laga di menit akhir. Gattuso adalah sosok yang memberikan hidupnya untuk sepakbola dan para pemainnya,” sambungnya dikutip dari Four Four Two.
Tak Perlu Takut Pada Juve
Pada pekan ke-12 Serie A, AC Milan akan berjumpa Juventus. Sacchi meminta para pemain Milan untuk tidak perlu takut dengan Juve. Meskipun, Milan bakal tampil tanpa kekuatan terbaiknya lantaran banyak pemain yang cedera.
“Cedera ini memang merobek kekuatan Milan. Tapi, mereka tidak harus melihat Juventus dengan rasa takut. Mereka harus bermain dengan seimbang, tidak bertahan dan tidak terlalu menekan. Ini yang biasa mereka lakukan,” tandas Sacchi.