Fungsi Root Android dan Risikonya, Pertimbangkan Dulu Sebelum Dilakukan
Beritaterkini99-Bagi kamu yang menggunakan smartphone Android, pasti sudah tidak asing dengan istilah root atau rooting Android. Apalagi jika kamu memang hobi mengotak-atik smartphone.
Tapi tidak sedikit juga yang masih belum memahami istilah root Android. Root merupakan proses untuk membuka semua akses sistem Android agar kita dapat mengelola perangkat dengan sepenuhnya.
Android merupakan sistem operasi yang mengantongi lisensi terbuka dari Apache, sehingga pengguna diijinkan sepenuhnya untuk mengelola sistem tersebut. Hal ini yang mengizinkan proses root boleh dilakukan.
Asal semua risiko ditanggung oleh sang pengguna di luar tanggung jawab perusahaan Google yang notabene sebagai pengembangnya. Berikut fungsi root Android yang telah Beritaterkini99.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (18/3/2019).
Fungsi Root Android
Fungsi root Android yang perlu diketahui adalah root dapat menambah, mengurangi, maupun memodifikasi file-file atau data yang terletak di dalam perangkat berbasis Android. Untuk smartphone berbasis Android sendiri, beberapa dari file atau sistemnya memang bersifat locked, atau tidak bisa dibuka karena penggunanya tak memiliki ijin akses pada file-file tersebut.
Fungsi root Android ini adalah untuk meng-unlock file tersebut sehingga kamu bisa menjadi administrator untuk kemudian secara bebas bisa melakukan aktivitas. Aktivitas yang bisa kamu lakukan seperti untuk memaksimalkan kinerja Android, meng-overclock prosesor bawaan, serta menghapus aplikasi bawaan Android yang tidak perlu.
Selain itu, proses rooting juga dapat digunakan untuk meng-install ROM custom dari pihak ketiga. Fungsi root Android ini digunakan untuk mem-back up aplikasi serta sistem yang ada di Android.
Fungsi root Android juga memungkinkan kamu untuk menjalankan aplikasi meskipun secara spesifikasi aplikasi tersebut tidak mendukung dijalankan di Android. Karena rooting ini merupakan tindakan ilegal maka kamu akan dihadapkan pada beberapa risiko.
Risiko Root Android
1. Garansi Hilang
Jika kamu melakukan root Android, maka garansi smartphone kamu akan hilang. Rugi kalau kamu harus kehilangan garansi, padahal dengan garansi yang ada kamu bisa tenang jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada smartphonemu. Semisal layar pecah, layar tidak responsif, atau masalah lainnya terjadi pada smartphone kamu, maka kamu tidak bisa melakukan klaim garansi jika sudah di-root.
Beberapa vendor ada yang memperbolehkan smartphone buatannya di-root, seperti Axioo. Sebenarnya meski sudah di-root, Android kamu bisa kembali di-unroot. Tetapi sekarang vendor sudah memiliki cara khusus untuk mengetahui apakah Android kamu sudah pernah di-root atau belum.
2. Masalah Update Sistem Operasi
Setelah Android di-root, kamu bisa mulai melakukan berbagai hal istimewa, seperti menghapus bloatware atau aplikasi bawaan. Tapi hal ini akan mengakibatkan kamu sulit melakukan update OS secara OTA (Over The Air). Meski mendapatkan notifikasi update, saat dilakukan proses update pasti akan ditolak oleh sistem karena kamu telah menghapus sistem bawaannya.
3. Celah Keamanan Semakin Besar
Salah satu kelemahan Android yang membuat orang lebih memilih iPhone adalah karena Android dianggap rentan terhadap bahaya virus atau hacker. Dengan melakukan rooting Android, smartphone kamu menjadi semakin rawan ancaman bahaya. Pasalnya, proses rooting berarti memperbolehkan smartphone kamu untuk disisipi sistem dari luar.
4. ROM Bawaan pun Sudah Semakin Stabil
Dikarenakan ROM bawaan dirasa kurang stabil dan kurang lengkap, banyak pengguna Android melakukan rooting dengan alasan agar bisa memasang custom ROM di smartphone-nya. Dulu saat zamannya Android Kitkat proses ini saat membantu, tapi sekarang setelah ada Android Lollipop, rasanya hal itu tidak diperlukan lagi.
5. Rooting Berbahaya Bagi Pemula
Di balik keistimewaan yang ditawarkan proses root Android, ada bahaya yang mengancam jika kamu gagal melakukan prosesnya. Bagi kamu yang pemula, sebaiknya jangan root Android jika tidak ingin kena akibatnya.
Baik itu terjadi stuck booting, atau bahkan brick, semua bisa terjadi jika kamu root Android. Bahayanya lagi, saat terjadi hal itu dan garansimu tidak berlaku.
6. Trade-In
Ingat program trade-in atau tukar tambah Samsung Galaxy Note 5 dengan smartphone Samsung keluaran lama? Bukan tidak mungkin ini akan menjadi program rutin Samsung dan vendor lain. Jika smartphone kamu dalam keadaan telah di-root, besar kemungkinan ponselmu tidak bisa diikutkan proses trade-in.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Root Android
Salah satu cara termudah untuk rooting adalah menggunakan aplikasi. Dan beberapa aplikasi khusus rooting yang populer adalah KingRoot, Firmware.mobi, Kingo Root, BaiduRoot, dan One Click Root.
Cukup ditinggal mandi, rooting akan selesai. Rooting Android 7.0 Nougat dan ke atas akan lebih susah dibanding OS sebelumnya. Sistem akan otomatis mengecek apakah integritas kriptografi ponselmu sudah diubah atau belum. Untungnya, aplikasi rooting juga tidak mau kalah dan selalu ikut memperbaharui cara kerjanya.
Kalau ponselmu tidak kompatibel dengan aplikasi rooting yang tinggal klik-klik saja, kamu harus menghabiskan waktu lebih lama untuk riset mengenai cara-cara rooting. Kamu bisa belajar di forum-forum Android seperti XDA Developers Forum dan temukan thread tentang smartphone-mu dan biasanya ada bahasan mengenai rooting.