Dua Proyek Transportasi Ini Diminati Investor pada Pertemuan IMF-Bank Dunia
beritatrekini99- Pertemuan IMF-World Bank berlangsung pada 8-14 Oktober membuahkan investasi di sektor transportasi. Setidaknya ada dua proyek yang diminati investor yang hadir dalam ajang pertemuan tersebut.
Keduanya yaitu pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan dan Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, investor yang tertarik pada dua proyek ini berasal dari Jepang, Korea Selatan dan negara kawasan Eropa.
“Saya memang fokus di dua tempat kereta api Makassar-Parpare sama Labuan Bajo sampai mengiring tender, mendapatkan investor langsung dapat. Para investor Jepang, Korea, Eropa memastikan. Kenapa saya lakukan itu? Kalau itu sudah terjadi, untuk program yang lain kita banyak peluang,” ujar dia di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Dia mengungkapkan, nilai proyek untuk jalur kereta Makassar-Parepare sebesar Rp 1,5 triliun. Sedangkan untuk Labuan Bajo berkisar Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun.
“(Target tender) Desember,” ungkap dia.
Menurut Budi, alasan kedua proyek tersebut paling diminati investor karena menjadi proyek yang paling siap untuk dibangun. Tinggal menunggu investor yang serius untuk menggarapnya.
“Karena skema legal, skema keuangannya itu sudah clear. Semuanya dengan itu format itu jadi lebih mudah,” tandas dia.
Bappenas Fasilitasi Investasi Proyek Infrastruktur Senilai Rp 47 T
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro bersama perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghadiri serangkaian penandatanganan fasilitas kerjasama investasi pada proyek-proyek di bidang energi terbarukan, perkebunan serta jalan tol yang merupakan bagian dari pengembangan sektor-sektor prioritas yang dilaksanakan di Hotel Nikko Bali Benoa, Nusa Dua, Bali, Sabtu ini.
Pertemuan tersebut diadakan di sela 2018 International Monetary Fund-World Bank Group Annual Meetings yang dlselenggenkon 8-16 Oktober 2018.
Pembiayaan proyek-proyek ini difasilitasi Pembiayaan lnvestasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) Center for Private Investment atau yang juga dikenal dengan PINA Center Bappenas, entitas di bawah kementerian PPN/Bappenas. Beberapa di antara proyek-proyek yang dibahas dalam pertemuan tersebut telah mencapai financial closing.
“Pembiayaan alternatif non-APBN adalah hal yang sangat elementer untuk monjadi efek pengungkit dalam pembangunan sektor prioritas. Kementerian PPN/Bappenas melalui unit KPBU dan PINA akan terus mendorong. pembiayaan altematif untuk pembiayaan proyek prioritas di berbagai bidang seperti lnfrastruktur, lndustri, perkebunan dan pertanian,” ujar Bambang, Sabtu (13/10/2018).
PINA Center Bappenas berhasil memfasilitasi kerja sama investasi dengan perkiraan total nilai Rp 47 triliun yang terdiri dari dua kesepakatan kerja sama di bidang energi terbarukan dengan nilai sebesar Rp 590 miliar, satu kesepakatan kerja sama di bidang perkebunan dengan total nilai sampai dengan Rp 2 triliun, serta tiga kesepakatan kerja sama pengembangan Jalan tol dengan perkiraan totaI nilai Rp 44,5 triliun.
”Kementerian PPN/Bappenas sangat mendorong pengembangan skema pembiayaan alternatif tersebut untuk memanfaatkan dana investor swasta melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan skema PINA sehingga swasta dan badan usaha juga dapat bersama-sama pemerintah melaksanakan pembangunan Indonesia,” kata Bambang.