Ditolak di Palembang, Ratna: Kami Hanya Diberi Waktu 3 Jam
Sebelum akhirnya membatalkan diskusi, kehadiran Ratna dan Rocky juga sempat ditolak sejumlah ormas saat keluar dari bandara SMB II Palembang. Dua panelis Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) ini diminta untuk kembali ke Jakarta.
“Diskusi itu adalah ruang untuk kita bisa saling tukar fikiran, mencerdaskan satu sama lain, dilarang. Ini pemrintahan gila apa, jadi kita-kita semua disuruh bodoh. Kenapa segala sesuatu yang baik selalu kita dicurigai,” terang Ratna Sarumpaet saat ditemui di hotel Amaris Palembang, Sabtu (1/9/2018).
Foto: Penolakan Ratna Sarumpaet di Palembang Raja
|
Sebagai aktivis, Ratna mengaku sangat frustrasi saat dirinya dilarang menggelar diskusi bersama masyarakat. Bahkan dia menyebut pemerintah tidak mengerti demokrasi dan kebebasan berpendapat.
“Saya frustrasi kalau diskusi dilarang, ini pantang. Tidak boleh dilarang. Sekarang ini pemerintahan norak bener ini dengan urusan demokrasi. Ini harus diperbaiki, tidak boleh seperti ini,” kata Ratna.
“Saya nggak tahu apa-apa yang salah pada diri saya ini, apa karena punya mulut ini. Tapi ini dikasih tuhan, masa saya harus pulang dari Palembang hanya gara-gara ini, saya katakan ini salah,” tegasnya.
Atas penolakan dan larangan menggelar diskusi di Palembang hari ini, Ratna pun menyebut hal itu diperintahkan langsung Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Bahkan Ratna meminta Tito berhenti dari jabatan Kapolri.
“Pak Tito harus tahu, dia itu kepala polisi. Dia pernah ngerti demokrasi nggak, saya tahu kok ini semua aturan datang dari Jakarta. Jadi tanya itu, Tito ngerti nggak demokrasi, berhenti saja dia jadi Kapolri kalau nggak ngerti soal demokrasi,” kata Ratna.
“Masa saya datang ke Palembang mau diskusi hanya dikasih waktu 3 jam saja. Padahal hanya diskusi dan besok saya mau ke Lubuklinggau, tapi harus balik ke Jakarta hari ini dan tiket pulang sudah disediakan,” katanya.
Foto: Penolakan Ratna Sarumpaet di Palembang
|
Pantauan beritaterkini99, kedatangan Ratna dan Rocky sempat diwarnai penolakan oleh sejumlah ormas dan organisasi kepemudaan saat melintas pintu keluar bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Massa menolak diskusi yang rencananya digelar Gerakan Selamatkan Indoensia (GSI).
“Kita tidak mau masyarakat di Sumatera Selatan dijejali dengan hal-hal yang bisa memecah belah bangsa ini. Untuk itulah kita menolak kehadiran Ratna dan Rocky di Palembang,” terang Korlap unjuk rasa Nursyamsu Hiding saat menggelar aksi.
“Sumatera Selatan selama ini damai, jadi jangan dipecahbelah dengan kehadiran mereka disini. Kita ketahui jika keduanya ini selalu menjadi provokator, baik saat di Bangka Belitung maupun di daerah lain. Apalagi sekarang sedang Asian Games, jangan dikotori,” tutup pria yang akrab disapa Syamsu ini.