Bos BI Sebut Komunikasi Kunci Hadapi Ketidakpastian Global
beritaterkini99- Dinamika perekonomian global, khususnya normalisasi kebijakan ekonomi negara maju, turut berdampak pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Bank Sentral di berbagai negara pun perlu merespons kebijakan yang tepat untuk menyikapinya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan pentingnya komunikasi antara pembuat kebijakan di seluruh dunia.
Hal ini dia sampaikan dalam acara ‘Joint Bank Indonesia-Federal Reserve Bank of New York Central Banking Forum’.
“Komunikasi sangat penting. Saya pikir komunikasi bukan hanya sebatas public relation. Tapi komunikasi sebagai instrumen kebijakan,” kata dia di Conrad Hotel, Bali, Rabu (10/10/2018).
Komunikasi yang baik antarnegara, akan sangat membantu untuk menilai berbagai fenomena yang memengaruhi kondisi perekonomian global.
“Kita mengerti sedang ada dalam ketidakpastian jika kita punya informasi yang terkonfirmasi dan tepat,” dia menambahkan.
“Sehingga kebijakan-kebijakan kita bisa lebih baik dibandingkan jika kita mendapatkan informasi yang kurang berkualitas,” imbuh Perry.
Dia pun menambahkan bahwa komunikasi juga mutlak diperlukan bukan saja di kancah global antara negara yang satu dengan yang lain, melainkan juga di dalam negara itu sendiri. Misalnya komunikasi yang dibangun pemerintah atau bank otoritas keuangan dengan sektor-sektor yang akan terdampak oleh kebijakan.
Dengan demikian, setiap kebijakan yang diputuskan dapat menciptakan keseimbangan antara kepentingan negara atau otoritas finansial dengan masyarakat.
“Kita pikirkan sektor apa saja yang ada di balik keputusan-keputusan kita. Investor, pemerintah, domestik, internasional. Kita punya framework yang kuat untuk berkomunikasi,” dia menandaskan.
Langkah BI Kembangkan Ekonomi Digital di RI
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan Indonesia sedang berupaya meningkatkan pemanfaatan ekonomi digital sebagai salah satu faktor pendorong ekonomi. Dia pun membeberkan beberapa strategi pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
Langkah pertama yang bakal dioptimalkan adalah menjadikan ekonomi digital sebagai sarana untuk meningkatkan kelas serta keuntungan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Untuk banyak negara berkembang termasuk Indonesia ada banyak keuntungan dari digital ekonomi untuk mengangkat keuntungan dari UKM. E-commerce,” kata dia dalam acara ‘Joint Bank Indonesia-Federal Reserve Bank of New York Central Banking Forum’, di Conrad Hotel, Bali, Rabu (10/10/2018).
Sebab, jika pelaku usaha kecil dapat didorong ke pasar digital, maka hal tersebut akan sangat membantu peningkatan kapasitas ekonomi.
“Untuk Indonesia ini hal yang menjadi fokus kita sekarang, bagaimana mendorong startup dari para pelaku UKM lokal,” ujar Perry Warjiyo.