Bos BCA Targetkan Kredit Tumbuh di Atas 12 Persen hingga Akhir Tahun
beritaterkini99- Presiden Direktur PT Bank BCA Jahja Setiaatmadja menargetkan pertumbuhan permintaan kredit di atas 12 persen hingga akhir tahun. Pertumbuhan kredit ini sebagian besar didorong permintaan korporasi yang cukup besar karena kebutuhan modal kerja mulai meningkat.
“Support-nya permintaan dari korporasi cukup besar. Kelihatannya kebutuhan modal kerja mulai meningkat. Tapi kalau lihat siklus kredit biasanya pada kuartal ketiga dan keempat itu lebih tinggi dari kuartal satu dan dua,” ujarnya di Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Jahja mengatakan, tak seluruh perbankan mampu memenuhi permintaan kredit dari nasabah. Hal ini karena terkadang perbankan tidak memiliki likuiditas yang memadai. Meski demikian, dia mamastikan BCA memiliki likuiditas yang cukup, sehingga mampu memenuhi permintaan.
“Tentu yang menjadi kendala adalah bank-bank yang likuiditasnya ketat. Mereka biarpun ada permintaan kredit, tapi tidak mampu memberikan kredit karena likuiditasnya kurang. Itu yang harus dicermati,” ucap dia.
Sementara itu, terkait kenaikan bunga pinjaman, BCA telah menaikkan bunga sebanyak dua kali tahun ini. Pertama pada Agustus naik 0,25 persen, kemudian di Oktober naik 0,25 persen.
“Bunga untuk bunga pinjaman sudah duka kali kenaikannya. Pertama pada bulan Agustus naik sebesar 0,25 persen dan Oktober 0,25 persen juga menyesuaikan,” jelasnya.
BCA Akuisisi Satu Bank Akhir Tahun Ini
Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja menargetkan segera mengakuisisi salah satu bank kecil di Indonesia pada akhir tahun ini. Hal ini berbeda dengan rencana semula, yaitu mengakuisisi dua bank sekaligus.
“Sudah ada satu sih yang sepertinya hampir mendekati. Tapi saya belum boleh publikasi. Karena ini masalah harga. Harganya juga bank-bank kecil dalam tanda petik minta harga yang enggak masuk akal juga. Jujur saja saya bilang ya,” ujar Jahja di Pasific Place, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Jahja mengatakan, regulasi merupakan salah satu penyebab mundurnya rencana akuisisi yang sebelumnya direncanakan akan berlangsung pada kuartal III tahun ini. Sebagai salah satu perusahaan publik BCA harus terlebih menunggu hasil audit.
“Kendala dari regulasi sebenarnya. Jadi gini, sebagai perusahaan publik, kita kalau melakukan aksi korporasi harus audited. Kita di bulan ini sudah bulan ke berapa nih. Kalau memang masih harus memenuhi ketentuan itu,” jelasnya.
“Audited itu bisa dua kan, bisa nunggu sampai tahun ini selesai baru diaudit, maka itu realisasinya bisa nunggu April, Mei tahun depan. Karena audited kan bisa bulan Februari Maret. Kita coba kalau memang sudah hampir pasti kita cepat lakukan audit. Bukan masalah teknis nggak mau tapi ada ketentuan legal rule-nya seperti itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Jahja membantah kabar beredar terkait bahwa BCA akan mengakuisisi Bank Panin. Modal BCA yang hanya sebesar Rp 4 triliun dinilai tidak cukup untuk mengakuisisi Bank Panin.
“(Akuisisi Panin) Tidak. Hitung saja budget, Rp 4 triliun mau ambil Panin, mana cukup,” tandasnya.
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (Bank BCA) diketahui menyiapkan anggaran sekitar Rp 4,5 triliun untuk akuisisi. Dana tersebut juga untuk suntikan modal anak usaha.
“Nilainya Rp 4,5 triliun, termasuk kalau anak perusahaan perlu tambahan modal. Tapi kita melihat sih anak usaha masih cukup, paling life insurance mungkin tambah modal sedikit yang lain cukup paling tambah Rp 500 miliar. Sisanya dipersiapkan untuk akuisisi,” tandas Jahja belum lama ini.