Aktivitas Vulkanik 9 Gunung Api Ini Ganggu Jalur Penerbangan
Beritatrekini99-Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyatakan sembilan gunung api di Indonesia telah mengganggu jalur penerbangan. Hal itu disebabkan aktivitas vulkanologi berupa kolom abu dampak erupsi yang cukup tinggi.
Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kasbani, ketinggian kolom abu vulaknik erupsi gunung api bervariasi yaitu dari 1.600-8.000 meter di atas permukaan laut. Tingginya kolom abu yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan kata Kasbani, telah dikirimkan melalui surat elektronik (e-mail) volcano observatory notice for aviation (VONA).
“Disampaikan melalui email VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) dengan menggunakan aplikasi MAGMA Indonesia ke stakeholders nasional maupun internasional seperti Dirjen Perhubungan Udara-Kemenhub, BMKG, Air Nav, Air Traffic Control, Airlines, VAAC Darwin, VAAC Tokyo, dan lain-lainnya,” kata Kasbani dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Minggu (6/1/2019).
Kasbani menyebutkan VONA terakhir yang terkirim yaitu untuk Gunung Sinabung. Kasbani mengatakan VONA terakhir untuk gunung api yang terletak di Sumatera Utara itu, terkirim kode warna orange. Diterbitkan pada tanggal 22 Juni 2018 pukul 09.14 WIB, terkait letusan dengan ketinggian kolom abu sekitar 3460 meter di atas permukaan laut atau sekitar 1000 meter di atas puncak, angin bertiup ke arah Barat-Selatan.
Selain itu, VONA kode warna orange Gunung Agung di Bali, dikirmkan PVMBG Badan Geologi sejak tanggal 27 Juli 2018 pukul 14.27 WITA. Pengiriman VONA itu terkait erupsi dengan ketinggian kolom abu 5142 meter di atas permukaan laut atau sekitar 2.000 meter di atas puncak, angin bertiup ke arah Barat.
“Untuk Gunung Soputan, Sulawesi Utara, VONA terkirim kode warna red, terbit tanggal 16 Desember 2018 pukul 05.54 WITA, terkait erupsi dengan ketinggian kolom abu maksimum 8809 meter di atas permukaan laut atau sekitar 7.000 meter di atas puncak,” ujar Kasbani.
Gunung Karangetang
Sementara, VONA terakhir Gunung Karangetang di Sulawesi Utara tutur Kasbani, terkirim kode warna yellow. Diterbitkan pada tanggal 25 November 2018 pukul 13.32 WITA, terkait emisi abu vulkanik dengan ketinggian sekitar 2284 meter di atas permukaan laut atau sekitar 500 meter di atas puncak, angin bertiup ke arah Timur.
Gunung Anak Krakatau, Lampung, yang aktivitas vulkaniknya terus mengalami peningkatan disebutkan VONA terakhir dikirim dengan kode warna orange. Terbit tanggal 5 Januari 2019 pukul 11.20 WIB, terkait erupsi yang berlangsung menerus dan kolom abu dengan ketinggian sekitar 1610 meter diatas permukaan laut.
“Kolom abu Gunung Anak Krakatau bergerak ke arah Barat-Baratdaya,” tutur Kasbani.
Sedangkan VONA terakhir Gunung Merapi, Jawa Tengah, terkirim kode warna green diterbitkan tanggal 3 Juni 2018 pukul 20.39 WIB. Pengiriman VONA itu, terkait dengan adanya aktivitas hembusan asap berwarna putih, dengan ketinggian kolom asap setinggi 3768 meter di atas permukaan laut atau sekitar 800 meter di atas puncak.
2 Gunung di Timur Indonesia
Dua gunung timur Indonesia yaitu Gunung Dukono dan Gunung Ibu, Maluku Utara, VONA terakhir terkirim kode warna orange. Masing-masing terbit tanggal 1 Januari 2019 pukul 09.33 WIT dan tanggal 11 Desember 2018 pukul 13.57 WIT. Untuk Gunung Dukono, VONA dikirimkan terkait erupsi dengan ketinggian kolom abu sekitar 1729 meter di atas permukaan laut atau sekitar 500 meter di atas puncak. Kolom abu bergerak ke arah Selatan.
“Gunung Ibu, Maluku Utara, terkait erupsi dengan ketinggian kolom abu sekitar 1825 meter di atas permukaan laut atau sekitar 500 meter di atas puncak. Kolom abu bergerak ke arah Selatan,” jelas Kasbani.
Satu gunung api lainnya di Maluku Utara yang VONA terakhirnya terkirim, yaitu Gunung Gamalama memiliki kode warna yellow, terbit sejak tanggal 10 Oktober 2018 pukul 19.26 WIT. Hembusan asap kawah menerus sekitar 1.725 meter di atas permukaan laut atau sekitar 10 meter diatas puncak.
PVMBG Badan Geologi menyatakan kegiatan gunung api lain yang di atas normal dari data per Minggu, 6 Januari 2019 pagi, belum diikuti tanda-tanda peningkatan kegiatan.