Mantan Presiden Korea Selatan Divonis Penjara 15 Tahun Atas Kasus Korupsi
beritaterkini99- Mantan Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak telah divonis penjara 15 tahun atas kasus korupsi –menjadikannya sebagai eks-pemimpin Negeri Ginseng keempat yang bernasib mendekam di balik bui.
Lee Myung-bak divonis di pengadilan Seoul pada Jumat 5 Oktober 2018 atas tuduhan suap, penggelapan dan penyalahgunaan kekuasaan, dan diperintahkan untuk membayar denda senilai 13 miliar won (sekitar Rp 175 juta), demikian seperti dikutip dari BBC (5/10/2018).
Saat pembacaan vonis, Lee Myung-bak tak hadir dengan alasan sakit.
Hakim di Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengatakan “hukuman berat untuk terdakwa tidak dapat dihindarkan” karena sifat kejahatan yang serius.
Pengadilan menemukan bahwa Lee Myung-bak menerima miliaran won dari perusahaan elektronik Samsung sebagai imbalan karena telah mengampuni Lee Kun-hee, pemimpin firma itu. Samsung menyangkal telah memberikan Lee Myung-bak uang.
Hubungan antara pemimpin politik dan konglomerat besar milik keluarga yang dikenal sebagai chaebol sering mendapat sorotan, atau menjadi fokus tuduhan kriminal di Korea Selatan.
Sebelumnya, mantan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye divonis 33 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah karena menyalahgunakan kekuasaan dan koersi.
Vonis Puluhan Tahun Penjara untuk Park Geun-hye
Mantan presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, dijatuhi hukuman tambahan pada Jumat (20/7/2018). Ia harus menerima delapan tahun kurungan penjara, di samping hukuman yang kini sedang dijalaninya.
Geun-hye dimakzulkan tahun lalu setelah gelombang demonstrasi besar-besaran dilaksanakan di jalanan Seoul selama beberapa minggu. Pada sidang sebelumnya yang digelar April 2017, hakim telah menjatuhi hukuman 24 tahun penjara atas kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilimpahkan padanya.
Dengan demikian, kini presiden wanita pertama Korea Selatan itu harus menjalani masa tahanan selama 32 tahun. Keputusan ini ditetapkan setelah Geun-hye terbukti bersalah karena menerima uang dari National Intelligence Service (NIS).
Selain itu, dia juga dinyatakan bersalah atas intervensi yang dilakukannya pada tahun 2016, saat pemilihan kandidat parlementer partai yang berkuasa.
Seoul Central District Court memberikan waktu selama enam bulan kepada Geun-hye untuk mengembalikan uang senilai 3,3 miliar won kepada lembaga mata-mata tersebut.
“Terdakwa menerima sekitar 3 miliar won selama tiga tahun dari tiga pimpinan NIS. Karenanya, negara merugi besar,” kata hakim senior Seong Chang-ho, seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (20/7/2018).
Sementara itu, tiga mantan pemimpin NIS bersaksi bahwa mereka meberikan uang tersebut atas perintah presiden Korea Selatan ke-11 itu. Meski demikian, Geun-hye menolak tuduhan itu.
Park diduga menghambur-hamburkan uang negara untuk membayar tagihan rumah pribadinya, membiayai sebuah butik yang dikelola oleh sahabat karibnya Choi Soon-sil, serta mendanai tujuan pribadi lainnya –termasuk pijat.
Choi juga ditetapkan sebagai tersangka karena telah mengambil keuntungan dari ‘ikatan pribadi’ dengan Geun-hye. Dia dijatuhi hukuman 20 tahun penjara atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan, penyuapan dan campur tangan dalam urusan negara.