Dolar AS Tembus Rp 14.930, Sandi: Kita Waspada dan Harus Bersatu
“Kita doakan Pak Jokowi. Kita waspada, karena ini (dolar AS terus naik) dampaknya untuk bangsa dan negara. Jangan kita melihat ini sisi politiknya, tapi dalam keadaan begini kita harus bersatu,” kata Sandi setelah mengikuti prosesi adat ‘tepuk tepung tawar’ di Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, di Jl Diponegoro, Pekanbaru, Selasa (4/9/2018).
Sandi menyebut kondisi nilai rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS semestinya jadi momentum anak bangsa Indonesia untuk bersatu memperkuat ketahanan ekonomi. Sebab, jika tidak diatasi, akan berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat.
“Ini saatnya kita bersatu untuk membantu pemerintahan ini. Jangan lihat lagi ini percampuran politik. Semua harus bersatu, karena ini dampaknya secara ekonomi akan segera, yakni akan menjadi, beban hidup akan semakin meningkat, dan harga-harga akan melonjak naik,” kata Sandi.
“Karena arus kasnya banyak yang kebutuhan bahan bakunya US dolar, juga biaya produksinya US dolar, utang-utangnya juga US dolar. Semoga ini tidak sampai PHK,” sambungnya.
Sandi menyarankan pemerintah melakukan efisiensi. Dia juga minta digalakkan gerakan mengkonsumsi produk lokal.
“Bagaimana kita mulai menata ulang. Dan untuk moneter ini, mungkin saatnya kita melihat bagaimana suku bunga lagi, karena kalau kondisinya seperti ini, dampaknya akan sangat dirasakan masyarakat,” kata Sandi.
“Tak usah kita bicara politik. Saat ini pemerintah harus dibantu. Tapi terjadi adalah perubahan struktural, bukan perubahan yang hanya temporer jangka pendek, tapi harus struktural, ditambah adanya gerakan mengkonsumsi produk lokal sehingga kita bisa mengurangi beban,” tutup Sandi.
Dolar AS parkir di level Rp 14.930 pada penutupan perdagangan hari ini. Presiden Jokowi hari ini mengumpulkan beberapa pejabat negara yang berhubungan langsung dengan sektor ekonomi untuk membahas permasalahan itu.