Perumahan Berbasis Komunitas Jadi Jalan Atasi Backlog
Beritatrekini99- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggodok konsep penyediaan perumahan berbasis komunitas. Program perumahan berbasis komunitas telah digulirkan pada akhir tahun lalu.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan, Kementerian PUPR menyediakan dua pola dalam pengadaan perumahan berbasis komunitas, yakni lewat pola ABCG (Academica, Business, Community, Government) Dan BCG (Business, Community, Government).
“Pertama ABCG. Ini mulai dilaksanakan di Kendal, di Desa Curug Sewu. Kerja sama antara Undip, Pemerintah Kendal dan Pusat, kemudian PT BTN Tbk (Persero) , pengembang, sama komunitas dari Curug Sewu itu,” jelas dia di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (4/3/2019).
Sementara untuk pola BCG, is melanjutkan, sudah dilaksanakan pada Januari 2019 lalu di kawasan Garut bersama Persatuan Persaudaraan Pemangkas Rambut Garut. Khalawi pun menyatakan, konsep ini terus berjalan dan pelaksanaannya terus dipantau oleh pemerintah.
“Artinya konsepnya jalan, itu jangka panjang. Karena ke depan ini mesti dilakukan untuk mengatasi backlog perumahan secara masif lewat penyelenggaraan pembangunan perumahan, baik yang oleh pemerintah, swasta dan masyarakat,” tuturnya.
Secara syarat, dia menyampaikan, komunitas yang mau berpartisipasi bisa menaungi kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Semisal kelompok pemulung yang secara penghasilan terbilang mampu mencicil dalam kisaran Rp 700-800 ribu per bulan untuk tenor waktu 20 tahun.
“Untuk sementara masih sama dengan konsep KPR FLPP untuk MBR. Jadi enggak ada batasan, sing penting mereka komunitas, MBR, dan punya rumah belum dapat subsidi. Mengikuti syarat2 MBR saja, subsidi KPR FLPP yang ada saja,” terang dia.
Bagi komunitas yang ingin mengikuti program ini, ia meneruskan, bisa langsung mengajukan kepada pemerintah ataupun asosiasi pengembang seperti Real Estate Indonesia (REI) maupun Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI).
“Bisa langsung ke pemerintah, bisa Pemda, pusat, atau langsung ke perbankan atau asosiasi pengembang. Bisa dengan REI, APERSI, an sebagainya. Itu mereka akan mendorong pola kerjasama ABCG ataupun BCG,” pungkas dia.
Jokowi Bangun Perumahan Khusus Tukang Cukur di Garut
Sebelumnya, untuk memberikan dukungan kesejahteraan bagi masyarakat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal meresmikan kawasan perumahan khusus tukang cukur asal Garut, Jawa Barat esok hari. “Besok akan langsung diresmikan pak Presiden Jokowi,” ujar Irawan, Kamis (17/1/2019).
Menurutnya, komitmen pemerintah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan para tukang cukurasal Garut memang cukup tepat. Saat ini anggota Persatuan Pangkas Rambut Garut (PPRG) sekitar 3500 orang yang tersebar di Garut dan kota besar tanah air lainnya.
“Sejak lama para anggota kami merindukan bantuan perumahan ini,” kata dia.
Rencanya ada 1.000 unit yang akan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu, terdiri dari dua tipe rumah yakni, tipe subsidi berukuran 36/70, serta tipe komersil.
“Untuk yang pertama diperuntukan bagi tuang cukur atau keluarganya, sedangkan yang kedua bisa untuk masyarakat umum,” kata dia.
Bagi tukang cukur yang berminat memiliki perum itu, cukup mengeluarkan Down Payment (DP) alias uang muka sebesar Rp 1,3 juta dengan cicilan sebesar Rp 1 juta per bulan.
“Kalau yang tipe komersil saya belum mendapatkan informasi berapa cicilannya,” ujarnya.
Pantauan Liputan6.com di lokasi pembangunan yang berada di Kampung Sampora, Kecamatan Banyuresmi, bangunan perumahan tukang cukur cukup kokoh. Satu ruangan utama, dua kamar tidur plus satu dapur dengan kamar mandi di dalamnya siap memanjakan calon penghuni di sana.
“Kami berupaya total cicilan hingga 15 tahun,” ujar dia.
Seperti diketahui, Kampung Cukur yang berada di beberapa desa Kecamatan Bayuresmi Garut, sudah lama dikenal sebagai gudang tukang cukur handal tanah air. Mayoritas warga di kecamatan Banyuresmi, terbiasa mempelajari ilmu cukur rambut sejak usia anak-anak. Dengan kemampuan alami, teknik cukur yang mereka pelajari semuanya dipelajari secara otodidak.
Tak ayal dalam perkembangan selanjutnya, banyak tukang cukur yang mengais rezeki di ibu kota negara Jakarta, termasuk kota besar tanah air lainnya. Sehingga, banyak masyarakat dari luar Garut, sengaja menimba ilmu di kecamatan Banyuresmi.