Temui Konglomerat Muda, Jokowi Sampaikan Keyakinan Bisa Atasi Defisit
beritaterkini99- Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Rosan P. Roeslani bertemu dengan sejumlah pengusaha yang merupakan anak dari konglomerat papan atas atau pengusaha generasi kedua, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin siang 27 Agustus 2018.
Pengusaha yang hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya Garibaldi Thohir (Adaro), Anindya N. Bakrie (Bakrie Group), Martin Hartono (PT Djarum), Axton Salim (Salim Group), Michael Soryadjaya (Saratoga Investama Sedaya), Michael Widjaja (Sinar Mas), Richard Halim Kusuma (Agung Sedaya Group), dan John Riady (Lippo Group) serta lainnya. Demikian seperti dikutip dari laman Setkab, Senin (27/8/2018).
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyampaikan, dalam ekonomi global ketidakpastiannya kini besar.
“Kalau dulu orang berbicara takut pada perang dagang China-Amerika, sekarang tambah lagi dengan urusan Turki, dan tidak tahu ada ketidakpastian apalagi yang menyebabkan ekonomi dunia semakin tidak menentu,” ujar dia.
Artinya, lanjut Jokowi, internal di bangsa Indonesia sendiri memang harus diperbaiki. Ia mengemukakan, sekarang ini problem terbesar masih ada di defisit transaksi berjalan, current account deficit atau defisit neraca transaksi berjalan yang memang sudah lama sekali tidak diperbaiki.
“Saya kira kita akan fokus ke sana, termasuk terutama juga di neraca perdagangan, dan yang kedua keseimbangan primer,” kata Jokowi seraya menyampaikan keyakinannya, dalam setahun ini pemerintah bisa menyelesaikan.
Jokowi mengakui, ternyata banyak hal yang belum dilakukan. Ia menunjuk contoh, misalnya penerapan biodiesel 20 (B20), kalau bisa dilaksanakan karena harga naik dapat USD 6 miliar, lalu volume naik juga dapat USD 5 miliar. Artinya, dari satu hal itu sudah dapat sekitar USD 11 miliar.
Hal-hal seperti ini, lanjut Jokowi, yang tidak pernah dihitung secara detail, begitu pun lainnya juga sama. Ia menunjuk contoh konsentrasi ke pariwisata, nyatanya hingga akhir tahun ini 17 juta kunjungan wisatawan juga bisa dicapai.
“Wong Thailand bisa 34 (juta) bisa, kenapa kita enggak bisa paling tidak menyamai mereka? Saya kira kita juga mampu,” ucap Jokowi.
Namun, Jokowi menuturkan, memang harus lebih detail, produknya diperbaiki, kemasannya diperbaiki, dan itu menjadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama, baik di Kadin pusat maupun di daerah.
Jokowi meyakini, masih banyak sekali peluang-peluang untuk perbaikan-perbaikan. Akan tetapi, intinya, pemerintah ingin tidak hanya konsentrasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi yang lebih penting menurut Jokowi, adalah kualitas pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
Bertemu Konglomerat Muda, Ini yang Dibahas Jokowi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini menggelar pertemuan dengan puluhan pengusaha nasional generasi ke-2 dan ke-3. Pertemuan ini membahas sejumlah hal terkait ekonomi nasional.
“Kita ucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pak Presiden, karena pada hari ini menerima generasi kedua dan ketiga para pengusaha nasional kita, ada empat daerah yang juga menemani kita,” ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P Roeslani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 27 Agustus 2018.
Dia menjelaskan, pada pertemuan tersebut Presiden Jokowi menyampaikan soal perkembangan perekonomian dan kebijakan yang sudah diambil pemerintah dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkualitas.
“Alhamdulillah, kami juga diberikan makan siang yang enak, jadi ngomongnya juga sangat cair, sangat terbuka, dan seperti biasa Pak Presiden bilang sampaikan apa adanya, dan kita sampaikan berlangsung 2 jam di luar perkiraan kami yang hanya 1 jam,” ungkap dia.
Sementara dari pihak pengusaha, lanjut Rosan, para konglomerat muda ini juga menyampaikan beberapa hal yang sifatnya usulan maupun hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam rangka perusahaannya bisa berkembang.
“Perlu digaris bawahi juga, pertama bagaimana kita bisa membuat industri nasional kita berkembang, seperti bahan dasar, polychemical (cek lagi), dan sebagainya. Karena yang kita butuhkan itu dua, investasi dan ekspor, kuncinya itu, dua industri itu tentunya didorong dan Bapak Presiden semangat memberikan kepastian kepada kita, mari berinvestasi di Indonesia karena kuncinya adalah investasi, itu ditekankan,” ujar dia.