Jerman Gelontorkan Rp 16 Triliun untuk Produksi Baterai Listrik
beritaterkini99 – Jerman memang memiliki sejumlah produsen mobil bernama besar, sebut saja BMW, Daimler/Mercedes, Porsche dan Volkswagen (VW).
Selama ini, mereka enggan terjun ke pasar baterai listrik. Alasannya, investasinya terlalu mahal dan masa depan mobil listrik masih belum jelas.
Akibatnya, negara-negara Asia merajai pasar baterai mobil dunia. Menurut laporan Komisi Eropa dari 2014, perusahaan-perusahaan Asia sudah menguasai hampir 90 persen pasar.
Produsen dari Tiongkok saja menguasai lebih 50 persennya. Baru sekarang disadari, ketertinggalan ini berdampak fatal bagi masa depan sektor otomotif, yang sekarang tergantung pada Tiongkok dan Korea Selatan dalam mengembangkan mobil listrik dengan baterai.
Pemerintah Jerman berusaha mengintervensi perkembangan ini. Awal minggu ini, Menteri Perekonomian dan Energi Jerman Peter Altmeier, yang baru saja kembali dari Indonesia, mengumumkan pencurahan dana satu miliar euro untuk mendorong inovasi dan produksi baterai listrik di Jerman dan Eropa.
Berbicara pada konferensi dua hari tentang elektromobilitas di Berlin, Altmaier mengatakan bahwa sangat penting bagi Jerman untuk mendorong sektor inovatif ini, sama halnya ketika Jerman “mendanai proyek pesawat Airbus ataupun proyek luar angkasa Eropa Ariane.”
Sangat Terlambat?
Pasar baterai untuk mobil listrik sampai 2025 diperkirakan akan bernilai lebih dari US$ 80 miliar.
Jerman memang jauh tertinggal. Anak perusahaan Daimler Li-Tec pernah memproduksi sel baterai lithium-ion dari sebuah pabrik di negara bagian Sachsen.
Namun, pabrik itu harus ditutup pada 2015 karena biaya operasionalnya terlalu tinggi.
Perusahaan-perusahaan Jerman lain, seperti Bosch, salah satu pemasok otomotif terbesar di dunia, akhirnya memutuskan juga untuk keluar dari bisnis baterai listrik.
Pemerintah Jerman sekarang ingin menggalang prakarsa Aliansi Baterai Uni Eropa.
Targetnya: meningkatkan pangsa pasar Eropa di pasar baterai listrik dari empat persen saat ini menjadi 30 persen pada tahun 2030.
Untuk ukuran Eropa, ini target yang sangat ambisus. Pertanyaannya, apakah akah semuanya belum terlambat?
Hingga kini, industri otomotif Jerman cenderung membeli sel baterai lsitrik dari Asia dan berkonsentrasi pada isu-isu otomotif lain, seperti mobil otonom tanpa awak.
Namun kini disadari, produksi baterai listrik punya peran strategis sangat penting di industri otomotif masa depan.
Mencari Celah dan Dukungan Dana
Harian bisnis Jerman Handelsblatt mengatakan, konsorsium produksi baterai listrik baru dari Jerman akan fokus pada pengembangan baterai generasi baru dan berusaha menyerap dana-dana dukungan dari Jerman dari Uni Eropa untuk fase pengembangan.
Untuk itu, penelitian dan produksi akan dipusatkan ke negara-negara Eropa Timur seperti Polandia.
Di Eropa sendiri, perusahaan Northvolt dari Swedia memimpin dalam hal inovasi. Sampai tahun 2023, Northvolt berencana meningkatkan produksi sampai kapasitas 32 gigawatt-jam per tahun.
Perusahaan Perancis Saft, milik perusahaan energi Total, juga tengah mengembangkan baterai listrik generasi baru yang bisa digunakan untuk mobil listrik.
Tetapi penggelontoran dana pendukung satu miliar dolar tidak akan membuat perusahaan-perusahaan dari Asia gentar.
Produsen sel baterai listrik terkemuka dari Asia pun sekarang sedang merencanakan pembangunan fasilitas produksi di Eropa dengan menggandeng perusahaan lokal.