Muliakan Fakir Miskin, Ustaz Abdul Somad Luncurkan ATM Beras di Pekanbaru
beritatrekini99- Ustaz Abdul Somad (UAS) baru saja meluncurkan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) beras di Masjid Raudhatus Shalihin, Jalan Bukitbarisan, Kecamatan Tenayanraya, Kota Pekanbaru. Mesin yang diperuntukkan khusus bagi fakir miskin ini merupakan yang pertama di Provinsi Riau.
Menurut UAS, keberadaan ATM ini meringankan beban fakir miskin secara sistematis. Ke depan, mereka tak perlu lagi meminta-minta untuk mendapatkan beras guna menyambung hidup.
“Tidak perlu lagi menghilangkan aib mukanya, cukup dengan ini, diprogram, cukup dipencet keluar beras dia pun bisa makan,” kata UAS usai mengisi tausiah di masjid itu, Selasa (16/10/2018).
Mesin ini tentu saja tidak gratis bagi pengurus masjid. Mesin setinggi satu meter lebih ini harus ditebus Rp 39 juta. Uangnya tentu saja berasal dari sedekah ataupun sumbangan dari jemaah masjid yang punya rezeki berlebih.
Untuk beras sendiri berasal dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Pekanbaru. Ketersediaan beras di sana berdasarkan pendataan jumlah orang tak mampu di lingkungan masjid yang dilakukan pengurusnya.
Warga yang terdata akan diberi sebuah kartu dengan masa pengambilan yang sudah ditentukan. Kartu tinggal ditempelkan kepada sebuah sensor di mesin dan keluarlah beras sesuai kebutuhan pengambil.
UAS juga diberi kesempatan oleh pengurus masjid untuk mencoba mesin. Dia pun meletakkan kartu tadi hingga beras keluar di sebuah wadah yang sudah disiapkan.
“Berarti namo ambo ado di siko (nama saya terdaftar di dalamnya),” kelakar UAS usai memakai kartu master yang diberikan pengurus masjid.
Sebelum menguji ATM ini, UAS juga diberi kesempatan memotong pita sebagai tanda resminya benda ini dipakai yang didahului ucapan basmalah.
“Dengan mengucap bismillah, semoga ATM beras ini menjadi amal jariyah. Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar,” UAS bersemangat.
UAS menyatakan, penyumbang uang untuk membeli mesin ini tidak akan merugi. Janji Allah sudah menanti bagi setiap umat yang dengan ikhlas meringankan beban sesama manusia.
“Barang siapa yang melapangkan kesulitan orang lain, akan diberi kemudahan oleh Allah dalam hidupnya, menghadapi sakaratul maut, menjawab pertanyaan malaikat,” tegas UAS.
Tak lupa, sebelum meninggalkan masjid, UAS terlihat memberikan sumbangan dalam amplop yang diberikan kepada pengurus masjid. Pengurus lalu membukanya usai ustadz kebanggaan Riau itu menaiki kendaraannya.
“Alhamdulillah, Ustadz Abdul Somad berwakaf Rp 10 juta untuk membantu membeli mesin ATM ini,” kata Arbakmis Lamid, ketua ikatan pengurus masjid di Kecamatan Tenayanraya.
Lamid menjelaskan, di Jalan Bukitbarisan sudah terdata 41 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 156. Mereka akan diberikan kartu untuk bisa mengambil beras di ATM itu sesuai jadwal yang disepakati.
Penerima kartu itu juga diwajibkan mengikuti Salat Magrib dan Subuh berjamaah di masjid. Mereka juga diberikan bekal dalam pengajian rutin sehingga tak hanya mendapat beras tapi juga ilmu pengetahuan.
“Untuk bekal kehidupan di dunia mereka dapat, begitu juga bekal di akhirat nanti,” katanya.
Tentang ATM Beras
Arbakmis Lamid juga menjelaskan, mesin ATM ini merupakan ciptaan alumni ITB tahun 1980. Untuk di Kecamatan Tenayanraya sendiri sudah ada enam mesin yang akan disebar ke beberapa masjid.
“Berasnya sudah ditanggung Baznas, selanjutnya tinggal di data saja penerima manfaat. Begitu juga dengan jumlah yang diterima perbulan, waktu mengambilnya,” kata Lamid.
Sementara itu, M Arha Zupri selaku penyalur mesin ini menjelaskan, tercetusnya perangkat ini karena melihat masyarakat yang sering ngantri beras begitu ada bagi-bagi Sembako. Yang ngantri selalu orang tua dan bahkan ada yang meninggal dunia karena lama mengantri.
“Seperti kejadian di Makassar beberapa waktu lalu. Lalu kami dari alumni ITB 80-an, apakah tidak ada yang bisa dilakukan guna meringankan beban meringankan, tercetuslah mesin ini,” kata Presiden Direktur PT Megatron Empat Sekawan ini.
Dia menjelaskan, prototipe ATM ini sudah didesain sejak empat tahun lalu. Kemudian diujicoba pada tahun 2016 di dua masjid di Cibubur dan Depok, selanjutnya mulai dipasarkan pada tahun 2017.
“Ini merupakan ciptaan anak bangsa, pertama kali di Indonesia. Produk serupa mungkin ada tapi fungsinya beda, ini sudah didaftarkan untuk mendapatkan hak paten,” katanya.